Belajar Kejujuran dari Para Tokoh Bangsa

Menjaga kejujuran bukanlah hal yang sederhana, terutama ketika menghadapi godaan yang dapat muncul secara tiba-tiba. Dibutuhkan keteguhan hati untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran meskipun godaan itu berada di depan mata. Para tokoh terkemuka dalam bangsa ini telah memberikan contoh nyata bahwa kejujuran untuk mempertahankan integritas melawan korupsi harus dimulai dari dalam diri sendiri. Kisah-kisah inspiratif mengenai sifat jujur yang dipraktikkan oleh tokoh-tokoh bangsa ini pantas dijadikan teladan bagi kita semua, agar kita semangat dan berani melawan korupsi. Melalui cerita-cerita ini, kita akan mengetahui bahwa para tokoh bangsa yang memiliki prinsip berani jujur hebat. Berikut adalah beberapa tokoh yang menerapkan nilai-nilai integritas dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Siapakah mereka? Mari simak kisah mereka dalam artikel ini!

  1. Soekarno

Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno, dikenal sebagai seorang pemimpin yang anti korupsi dan menjunjung tinggi integritas. Ketika harus meninggalkan istana pada tahun 1967, Soekarno masih menunjukkan sikap yang konsisten dengan nilai-nilai ini. Salah satu contohnya adalah saat beliau meninggalkan istana, dengan tulus beliau meninggalkan barang-barang yang merupakan milik negara dan hanya membawa barang pribadinya. Selain itu, ketika ditanya mengapa beliau tidak melawan penggulingannya, Soekarno menunjukkan kebijaksanaan dan kecintaannya pada persatuan bangsa. Beliau mengatakan bahwa melawan akan memicu perang saudara, yang dianggapnya lebih berbahaya daripada perang dengan bangsa lain. Sikapnya yang mengutamakan keutuhan dan persatuan bangsa di atas segalanya mencerminkan komitmen besar terhadap Indonesia.

  1. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta memiliki kepribadian yang jujur, sederhana, dan kokoh dalam prinsipnya. Pada saat itu, Maria Ulfah, Sekretaris Kabinet, menawarkan uang sebesar Rp 6.000.000 yang merupakan sisa dana di luar anggaran untuk keperluan operasionalnya selama menjabat sebagai wakil presiden. Namun, Bung Hatta menolak tawaran tersebut dan mengembalikan uang tersebut kepada negara. Tindakan ini dilakukannya karena dia tidak ingin merusak integritasnya atau mencemari jiwa dengan menerima rezeki yang sebenarnya bukan haknya. Dia selalu mengingat pepatah Jerman, “Der Mensch ist, war es iszt,” yang berarti bahwa sikap manusia sepadan dengan cara dia mendapat makan.

  1. Mohammad Natsir

Sebagai mantan Perdana Menteri Indonesia ke-5, Mohammad Natsir dikenal sebagai orang yang berjuang sangat keras untuk hak-hak rakyat Indonesia. Meskipun punya jabatan tinggi, Natsir tetap terlihat seperti orang biasa yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat itu, Natsir, yang memimpin Fraksi Masyumi di parlemen, memiliki mobil pribadi bermerk DeSoto yang sudah agak usang. Tahun 1956, dia mendapatkan tawaran untuk memiliki sebuah mobil dinas mewah buatan Amerika Serikat. Namun, dengan sopan, Natsir menolak tawaran tersebut. Baginya, menerima hadiah dari seseorang akan membuatnya merasa terbebani dalam melaksanakan tugasnya. Natsir lebih suka mencukupi kebutuhan hidupnya dengan usahanya sendiri. Selama bertahun-tahun, dia tidak segan-segan untuk tinggal sementara di rumah Prawoto Mangkusasmito atau bahkan di rumah H. Agus Salim. Baru pada tahun 1946, pemerintah memberikan rumah dinas kepada Natsir.

  1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Sri Sultan Hamengku Buwono IX memimpin Yogyakarta sejak 1940, beliau juga pernah menjabat sebagai menteri. Beliau dikenal sebagai seorang pemimpin yang jujur, merakyat, dan cinta negara. Salah satu kisah menarik yang menunjukkan kejujurannya adalah ketika beliau mengendarai mobilnya sendiri ke luar kota dan melanggar aturan lalu lintas. Meskipun beliau adalah seorang Sultan, beliau dengan berani memenuhi permintaan seorang polisi yang menghentikannya dan bahkan meminta polisi tersebut untuk memberikan tilang karena pelanggaran yang dilakukannya. Kisah ini mencerminkan integritas dan sifat kejujuran Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau tidak memanfaatkan kekuasaannya untuk menghindari hukuman atau menunjukkan sikap sombong, tetapi malah memberikan penghargaan kepada polisi yang telah berani dan tegas dalam menjalankan tugasnya.

Kisah-kisah dari tokoh-tokoh bangsa seperti ini dapat menjadi pelajaran dan contoh yang bisa kita ikuti dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukan tinggi dan reputasi yang besar tidak menjadikan mereka tergoda untuk terlibat dalam korupsi. Cerita-cerita inspiratif tentang integritas tokoh-tokoh bangsa ini diambil dari buku berjudul “Orange Juice: Belajar Integritas dari Para Tokoh Bangsa”. Contoh-contoh positif dari tokoh-tokoh bangsa lainnya juga dapat ditemukan dalam buku tersebut, yang dapat diunduh secara gratis di website ACLC KPK.

 

Referensi:

https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220517-null

https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/buku/orange-juice-belajar-integritas-kepada-tokoh-bangsa

https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20230330090108-72-425715/perdana-menteri-ri-tapi-pakai-jas-robek-naik-mobil-butut